DiksiNasinews.co.id, Medan – Sianida merenggut nyawa Bripka Arfan Saragih (AS) setelah larut dalam kekalutan akibat ketahuan melakukan penggelapan pajak kendaraan senilai Rp 2,5 miliar. Bripka AS merupakan anggota Polres Samosir, Sumatera Utara.
Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, mengungkapkan bahwa setelah kejahatannya terbongkar, Bripka AS merencanakan bunuh diri dengan mencari penjual sianida pada tanggal 19 Desember 2022.
Pada tanggal 22 Januari 2023, Bripka AS membeli racun mematikan tersebut secara online dari penjual yang berada di Bogor, Jawa Barat. Dalam pemesanannya, Bripka AS menggunakan nama “Potas”.
“Sejak tanggal 19 Desember, setelah mengalami masalah itu, Bripka AS, sudah mulai mencari informasi tentang sianida dan cara bunuh diri melalui HP yang ditemukan di TKP,” ujar Panca pada konferensi pers di Mapolda Sumut pada Selasa (4/4/2023).
Namun, pada tanggal 23 Januari, sehari setelah pemesanan sianida, Bripka AS dipanggil oleh Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman untuk menjelaskan penggelapan pajak tersebut. Meskipun ponsel Bripka AS disita, namun belum diperiksa.
“Namun, saat proses itu tidak dilakukan pemeriksaan terhadap handphone,” tambah Panca.
Sianida akhirnya sampai di tangan Bripka AS pada tanggal 30 Januari. Temuan ini diperkuat dari pemeriksaan terhadap penjual dan kurir. Kurir mengakui telah mengirimkan paket ke kantor UPT Samsat Pangururan dan diterima langsung oleh Bripka AS.
Kapolda Sumut menyatakan bahwa kasus ini sedang dalam tahap penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap seluruh jaringan penjualan sianida secara online.
“Kami akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk melakukan pencegahan dan penanganan terhadap penjualan sianida secara online,” tutur Panca.
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan dan kekhawatiran dalam masyarakat terkait dengan maraknya penjualan sianida secara online yang dapat menimbulkan dampak yang serius bagi kesehatan dan keselamatan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan dan penanganan secara cepat dan tepat untuk mengatasi masalah ini.
Dalam hal ini, diperlukan peran aktif dari pihak kepolisian dan instansi terkait dalam melakukan pengawasan dan penindakan terhadap penjualan sianida secara online. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan sianida secara tidak tepat.
Selain itu, perlu juga dilakukan evaluasi terhadap sistem pengawasan dan penegakan hukum terhadap kasus-kasus penggelapan pajak kendaraan bermotor, yang menjadi pemicu terjadinya kejahatan seperti yang dialami oleh Bripka AS. Diperlukan kebijakan yang lebih tegas dan efektif dalam menangani kasus-kasus tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya tindakan kriminal.
Kejadian ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjunjung tinggi integritas dan moralitas dalam bekerja, khususnya bagi anggota kepolisian sebagai pelayan masyarakat. Kepolisian harus memperkuat pengawasan terhadap integritas anggota agar dapat mencegah terjadinya pelanggaran etika dan tindakan korupsi.
Kita semua berharap agar kejadian seperti yang dialami oleh Bripka AS tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Mari bersama-sama menjaga integritas dan moralitas dalam bekerja serta mencegah tindakan kriminal yang dapat merugikan masyarakat.