Mahasiswa Indonesia Bersatu: Kritisi Protokol Pelanggaran HAM dan Demokrasi di Ciamis

Mahasiswa Indonesia Bersatu, Kritisi Protokol Pelanggaran HAM
banner 468x60

DiksiNasi, Ciamis – Mahasiswa Indonesia Bersatu (MIB) di Ciamis menggelar aksi sebar brosur sebagai bentuk protes terhadap penyelesaian pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masa lalu dan kondisi demokrasi di Indonesia. Aksi ini dilakukan di sekitar lingkungan lima perguruan tinggi di Kabupaten Ciamis. Kamis, (11/01/2024).

Koordinator kelompok MIB, M. Rizki Fauzan, menyatakan bahwa aksi ini penting untuk menyadarkan dan merawat ingatan generasi muda. Menurutnya, pemerintah belum menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu. Proses hukum hanya menyentuh beberapa pelaku, sementara aktor intelektualnya tetap bebas di dunia politik. Para keluarga korban penculikan juga masih menanti kepastian hukum setelah 25 tahun.

banner 336x280

“Kami kecewa pada pemerintah yang absen melindungi hak warga negaranya. Pemerintah tidak hadir ditengah masyarakat bahkan hingga kini pemerintah belum juga memberikan kepastian hukum proses penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu terhadap keluarga korban, khususnya kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis pro reformasi yang melibatkan oknum anggota militer pada rentang 1997-1998,” ujar M. Rizki Fauzan.

Fauzan menyoroti kurangnya kehadiran pemerintah dalam menangani kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis pro-reformasi yang melibatkan oknum anggota militer pada 1997-1998. Menurutnya, kepastian hukum untuk keluarga korban masih menjadi tanda tanya besar.

Aksi Mahasiswa Indonesia Bersatu juga menjadi bentuk protes terhadap kondisi demokrasi yang cedera oleh putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK) pada akhir 2023. Koordinator Kelompok MIB menduga bahwa putusan MK sarat dengan intervensi dan kepentingan politis, mengancam proses demokrasi dan amanat reformasi.

“Jika kita melihat, aroma intervensi kuat hadir dari elit penguasa untuk mempengaruhi putusan MK. Saya menduga hal ini dilatarbelakangi oleh kepentingan salah satu paslon yang berlaga di Februari 2024 nanti. Hal ini tentu sangat membahayakan konstitusi kita,” tandas M. Rizki Fauzan.

Aksi ini, mencerminkan keprihatinan mahasiswa terhadap isu-isu vital dalam masyarakat. Lebih jauh,  menunjukkan peran aktif mereka dalam menjaga demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia. Mahasiswa MIB berkomitmen untuk terus bersuara demi keadilan, hak asasi manusia, dan demokrasi yang sehat di Indonesia.

banner 336x280