DiksiNasi, Serang – Ratusan tahun telah berlalu, namun semangat mengenang Sultan Maulana Hasanuddin, yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Banten, tetap berkobar di hati masyarakat.
Turun Temurun Selama 5 Abad
Peringatan haul ke-468 H atau 454 M Sultan Maulana Hasanuddin akan kembali digelar di Alun-alun Masjid Agung Banten Lama pada hari Jumat, 19 April, menjadi saksi bisu kecintaan yang tak lekang oleh waktu.
Acara ini, yang mahsyur sebagai Road To Masyayikh (RTM), tidak hanya sekedar ritual.
Lebih jauh, ini adalah sebuah wadah penghormatan dan pembelajaran sejarah dakwah Islam yang telah mereka warisi dari Sultan Maulana Hasanuddin.
Rendezvous Jejak Sultan Maulana Hasanuddin
Ahmad Muqoddam, Ketua RTM, menekankan pentingnya acara ini sebagai sarana untuk mengingat dan menggali lebih dalam jejak Sultan Maulana Hasanuddin yang membawa dakwah ke tanah Banten.
“Acara ini, merupakan manifestasi dari rasa hormat kita terhadap Sultan Maulana Hasanuddin. Beliau adalah, seorang ulama besar dan raja yang berjasa dalam menyebarkan Islam di Banten,” ujar Odam, panggilan akrab dari Ahmad Muqoddam. Kamis, (18/04/2024).
Ribuan Santri Menghadiri Acara
Acara haul akan meriah dengan adanya ziarah bersama, istighosah, dan kegiatan bersama masyayikh.
Turut hadir, seorang penceramah dan Qori nasional, menarik hasrat ribuan santri dan masyarakat dari berbagai daerah di Banten.
Mereka datang untuk mengambil bagian dalam tradisi yang telah lama menjadi simbol keimanan dan ketaqwaan.
Warisan Berharga dari Sultan Maulana Hasanuddin
Kang Daus, Penanggung Jawab Acara, berharap bahwa kegiatan ini dapat lebih menggugah kesadaran generasi muda.
Dia berharap, generasi muda dapat meneruskan perjuangan dan nilai-nilai warisan Sultan Maulana Hasanuddin.
“Kita sebagai generasi penerus haruslah terus berjuang untuk menyebarkan Islam dan nilai-nilai luhur agama,” ujar Kang Daus.
Bukan Sekedar Peringatan Seremonial
Lebih dari sekedar peringatan, haul Sultan Maulana Hasanuddin telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Banten.
Ini, merupakan simbol dari kecintaan mereka terhadap para ulama dan raja yang berjasa besar.
Melalui peringatan ini, mereka bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga memperkuat identitas dan spiritualitas mereka sebagai umat Islam.
Dengan menghidupkan kembali tradisi ini setiap tahun, masyarakat Banten bertekad terus menjaga dan memperkaya warisan berharga dari Sultan Maulana Hasanuddin.
Beberapa peninggalan, termasuk Masjid Agung Banten Lama dan Pondok Pesantren Kasemen, sebagai fondasi yang kuat bagi generasi mendatang.