DiksiNasinews.co.id, Jakarta – Perusahaan ride-hailing terbesar di Asia Tenggara, Grab Holdings Ltd, telah mengumumkan niatnya untuk mengakuisisi Trans-cab, operator taksi terbesar ketiga di Singapura. Langkah ini telah menarik perhatian regulator lokal dan memunculkan kekhawatiran terkait persaingan di pasar ride-hailing.
Akuisisi Ribuan Taksi
Akuisisi ini akan mencakup sekitar 2.200 taksi dan lebih dari 300 kendaraan sewaan pribadi milik Trans-cab. Selain itu, Grab juga akan mengambil alih bengkel kendaraan Trans-Cab dan operasi pompa bahan bakar.
Komisi Persaingan dan Konsumen Singapura (CCCS) telah menyampaikan kekhawatiran mereka tentang dampak persaingan yang mungkin terjadi akibat akuisisi ini. Mereka khawatir bahwa ini bisa memengaruhi pengemudi taksi yang menggunakan platform layanan ride-hailing lainnya.
Kekuatiran Komisi
Selain itu, CCCS juga mencemaskan bahwa akuisisi ini dapat meningkatkan hambatan ekspansi bagi platform pesaing Grab. Mereka berpendapat bahwa kepemilikan Grab atas armada Trans-cab dapat menghambat pengemudi Trans-cab untuk menggunakan platform pesaing.
“Masukan pihak ketiga yang diterima oleh CCCS menunjukkan kekhawatiran mengenai dampak kepemilikan Grab atas armada Trans-cab terhadap penggunaan platform ride-hail saingannya oleh pengemudi Trans-cab, yang dapat meningkatkan hambatan terhadap ekspansi dan masuknya ride-hail saingan Grab,” kata komisi itu.
Oleh karena itu, CCCS akan melakukan tinjauan lebih lanjut untuk memahami dampak persaingan bisnis dari usulan akuisisi ini.
Saham Goto Anjlok
Di sisi lain, perusahaan ride-hailing saingan, GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), telah menghadapi tekanan di pasar sahamnya. Harga saham GOTO terus merosot, mencapai level terendahnya di Rp54 per saham. Namun, pelemahan ini telah dimanfaatkan oleh pemegang dana besar seperti BlackRock, yang telah membeli sejumlah besar saham GOTO. Analis Sinarmas Sekuritas Michael Filbery menyebutkan aksi Blackrock adalah hal yang wajar.
“Akhir-akhir ini memang banyak surprise di pasar. Mulai dari tensi geopolitik yang meningkat di kawasan Timur Tengah hingga harga minyak naik. Kemudian downside risk lainnya adalah tren kenaikan 10-year US treasury note yg naik sekitar 4% ke 4.8% Sejak july 2023, posisi tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Sehingga ada kecenderungan investor mengurangi posisi pada growth stock,” ujar Michael.
BlackRock sekarang menggenggam 22,36 miliar saham GOTO, atau sekitar 1,94% dari total saham. Selain itu, State Street Corp dan UBS AG juga melakukan pembelian saham GOTO yang signifikan.
Meskipun ada tekanan jual pada saham GOTO, beberapa analis menilai bahwa pelemahan harga saham ini telah membuat valuasi saham tersebut relatif murah, dan ada potensi untuk rebound. Sebagian besar analis merekomendasikan “buy” untuk saham GOTO dengan berbagai target harga.
Ini adalah perkembangan terbaru dalam industri ride-hailing dan bisnis akuisisi di Asia Tenggara, yang terus berkembang dan menarik perhatian regulator dan investor besar. Kami akan terus memantau perkembangan ini untuk memberikan informasi yang terbaru.