Resensi Novel : Please Look After Mom, Cintai Ibu Selagi Ada

Ibu adalah harta paling berharga, kisah novel Please Look After Mom sebuah karya novel sarat akan pesan moral untuk mencintai ibu selagi ada.
banner 468x60

DiksinasiNews.co.id, PURWADIKSI – Mengawali kisah pada resensi Novel kali ini dengan menghilangnya sang ibu setelah tertinggal kereta yang menuju kota tempat anaknya tinggal.

Please Look After Mom novel yang menceritakan proses pencarian sang ibu oleh anak-anaknya yang telah dewasa dan memiliki kehidupannya masing-masing.

banner 336x280

Novel Please Look After Mom karya Kyung Sook Shin ini jadi salah satu cerita yang menyayat hati sekaligus menyadarkan banyak hal kepada kita tentang sosok ibu.

Setiap usaha pencarian, membawa anak-anaknya kepada pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka sadari sebelumnya, yaitu seperti apa ibu mereka sebenarnya, apa yang ia dambakan, apa yang dia rasakan selama ini, dan bagaimana ibu menjalani hidup sampai saat ini.

Semua itu muncul setelah ibu mereka hilang dan tidak tahu keberadaannya.

Semua anggota keluarga berkumpul di Hyong-Chol, Si anak tertua untuk merencanakan pencarian Ibunya tersebut.

Mereka juga memutuskan untuk membuat brosur dan meletakkannya kembali pada terakhir kali ibunya terlihat.

Chi-Hon, gadis tertua, menyesal karena dia sering membentak dan berkata kasar padanya. Pekerjaannya sebagai seorang penulis terkenal membuatnya sering ke luar negeri untuk menghadiri seminar dan lain-lain. Namun, dia jarang menghubungi ibunya.

Chi-Hon teringat salah satu kenangan manis dengannya. Di masa lalu, Sang Ibu pernah mengajaknya menjual anak-anak anjing di pasar.

Setelah anak anjing terakhir terjual, Sang Ibu menawarkan Chi-Hon untuk membeli sesuatu. Chi-Hon meminta untuk membeli buku pilihannya.

Dia memilih buku berjudul Human, All Too Human karya Nietzsche. Dia memberinya uang untuk membayar buku tanpa harus menawarnya. Padahal dia biasanya selalu menawar sebelum membeli sesuatu.

Penyesalan selalu datang di akhir

Hyong-Chol, anak sulung, merasa bersalah karena dia tidak bisa memenuhi janjinya terhadapnya untuk menjadi jaksa. Ketika Sang Ibu dikhianati oleh ayahnya, Hyong-Chol telah berjanji bahwa jika sudah besar, dia akan menjadi jaksa. Sang Ibu menanggapi janji ini dengan serius. Bahkan, Hyong-Chol telah berjanji karena dia pikir dia harus menjadi jaksa agar ibunya akan selalu ingin tinggal di rumah.

Sejak itu, Sang Ibu dilarang Hyong-Chol membantunya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. “Jika kamu ingin menjadi jaksa, maka kamu harus belajar yang rajin. Jauh lebih rajin dari apa yang kamu lakukan”, kata ibu untuk Hyong-Chol. Saking sayangnya Sang Ibu dengan anak sulungnya itu, ia bahkan menjual cincin untuk membayar uang pangkal Hyong-Chol untuk melanjutkan studinya.

Sedangkan Sang suami menyesal karena selama ini tidak pernah memperlakukan istrinya dengan baik. Dia sering meninggalkan rumah dan berselingkuh dengan wanita lain.

Namun, istrinya tetap setia kepadanya dan selalu memperlakukan dengan sabar suaminya ketika ia sakit. Sang suami juga menyadari bahwa ada banyak hal tentang istrinya yang tidak Ia ketahui. Bahkan, mereka tinggal bersama selama beberapa dekade.

Pesan Moral 

Pesan yang ingin tersanpaikan Kyung Sook Shin dalam cerita Please Look After Mom terasa di beberapa bab awal novel ini. Dari menghargai kerja keras seorang ibu, kemudian anggota keluarga (anak-anak dan suami) sangat layak untuk manghargai. Selain itu, ada massa, di mana ibu bisa begitu hancur. Kesedihannya layak memiliki tempat dengan baik.

Dengarkan kata-katanya, meskipun dia tampaknya berulang-ulang dan mungkin tidak bermakna, namun itu adalah ekspresi Tulus darinya. Keberadaan ibu sering dianggap “biasa dan dangkal” di sebuah rumah. Namun, ketika dia tidak ada di sana, awal yang janggal akan terasa. Tidak ada kehangatan seperti sebelumnya, tidak ada rumah yang teratur sempurna.

Hingga akhirnya, kita bisa menyadari bahwa memiliki seorang ibu adalah memiliki sebagian kehidupan di dunia. Seperti yang tampak dirasakan oleh Chi Hon di bab terakhir, di mana ia berada di akhir pencarian ibunya. Itulah sebabnya tidak ada ekspresi lain, selain menjadi emosional.

Kisahnya mengalir begitu indah. Bahkan Kyung Sook Shin tidak ragu untuk menggunakan diksi yang mengaduk-aduk perasaan.

Novel ini adalah sebuah novel yang sangat kaya dalam diksi. Kyung Sook Shin memiliki gaya narasi otentik dan sangat indah. Emosi yang dia coba katakan, sebenarnya berhasil mengenai pembacanya, bahkan untuk membaca buku ini, mata akan penuh banjir air mata. Rasa penyesalan itu seperti terasa juga dalam hati pembacanya untuk kembali mengingat ibunya di rumah atau di manapun ibu berada.

banner 336x280