DIKSINASI – Properti Perumahan di Gorontalo masih berjalan lamban atau Slow. Tidak seperti di beberapa daerah lain di Indonesia yang mulai menggeliat sejak awal 2022.
Situasi properti di Gorontalo masih stagnan. Salah kendala teknis adalah karena belum adanya dukungan izin pembangunan baru oleh pemerintah setempat. Diksinasinews.co.id Mengutip penjelasan Amir Saputra Gani, Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Gorontalo pada laman Real Estate Indonesia yang terbit Selasa, (23/11/2022).
“Saat ini baru satu kabupaten yang sudah menerbitkan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), sementara daerah lain belum keluar juga. Situasi diperburuk karena bahan bangunan naik semua,” ujar Amir.
Menurutnya rencana kenaikan harga rumah bersubsidi untuk masyarakat rendah (MBR) sebesar 7% sebenarnya tidak masalah asalkan di tahun depan bisa naik minimal sama 7%. Hal itu karena Dia mengaku kenaikan sebesar 7% itu sangat minim, dan seharusnya dapat naik di kisaran 10% hingga 15% secara langsung.
“Tapi daripada tidak naik, ya kita coba dahulu (naik 7%) akan seperti apa? Karena kami juga khawatir jika naik terlalu tinggi belum terserap karena daya beli masyarakat masih rendah,” ungkapnya.
Harga material masih tinggi
Secara rinci, alasan Amir meminta kenaikan harga hingga 15% karena beberapa bahan material bangunan di daerah itu sudah naik hingga 20% seperti semen dan besi. Sejak awal tahun, ada 1-2 pengembang yang berhenti membangun hunian, karena terkendala pandemi dan harga bahan bangunan yang terus membumbung tinggi.
Untungnya, kata Amir, perbankan di Gorontalo sudah mulai melonggarkan berbagai kebijakan yang selama ini ketat. Bahkan ada beberapa bank yang membantu mencari solusi jika ada kendala dalam akad kredit untuk rumah subsidi.
Di sisi lain, perizinan di Gorontalo juga makin membaik. Amir mengungkapkan selama Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sudah sesuai maka Kanwil ATR/BPN akan mengeluarkan izin. Meski Ia akui saat ini RTRW masih dalam tahap revisi dan ada tarik-menarik antara kementerian terkait pembuatan prosesnya.
“Karena di Gorontalo masih pasar bergerak pelan, kami berharap kuota rumah subsidi tidak segera habis, karena kami tidak secepat daerah lain dalam realisasi,” harap Amir.
Sumber:
Majalah REI
Sumber Berita: http://rei.or.id/newrei/berita-terbentur-pbg-dan-harga-material-bisnis-properti-di-gorontalo-masih-slow.html#ixzz7lXlIge8v
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives