DiksinasiNews.co.id, FEATURE – Erupsi Gunung Semeru pada Minggu (4/12/2022) memicu semburan awan menutupi langit dari cahaya matahari. Akibatnya penglihatan pun menjadi tidak bagus karena memang kondisi alam yang gelap. Warga lereng semeru, selalu alami hal tersebut secara turun-menurun.
Langit gelap lantaran awan panas yang menyelimuti oleh abu akibat terjadinya erupsi Gunung Semeru ini menggambarkan bahwa kekuasaan dan kebesaran sang maha pencipta.
Beberapa kawasan lereng gunung seperti di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro pun terkena hujan abu warga berhamburan menyelamatkan diri menghindari awan panas yang berbahaya.
Peringatan dini
Informasi peringatan dini dalam manajemen kebencanaan sangat penting untuk mengurangi risiko bencana. Hal ini juga berlaku bagi masyarakat yang rentan terhadap bencana seperti warga lereng Semeru.
Warga lereng Semeru memang sudah terbiasa melihat, mendengar dan merasakan gemuruh, serta gempa dan erupsi. Gunung Semeru memang kerap erupsi.
Kendati demikian, bukan berarti mereka tutup mata dengan segala risiko yang mengancam saat erupsi terjadi. Mereka yang sudah turun-temurun menetap di lereng dan kaki Semeru sudah paham bahwa ada saatnya Sang Mahagiri akan meletus.
Hanya saja pemahaman dan pengalaman itu belum cukup untuk membangun modal mitigasi bencana yang sistematis. Dibutuhkan skema yang lebih terstruktur, mulai dari penyebaran informasi peringatan dini hingga alur pengungsian dan pembagian bantuan. Dalam hal ini, kearifan lokal dan ikatan kepercayaan sosial antarwarga yang sudah terbentuk dapat menjadi modal.
Comment