DiksiNasinews.co.id, Inggris – Raja Charles III resmi dinobatkan sebagai Raja Inggris menggantikan mendiang Ratu Elizabeth II dalam sebuah upacara di Westminster Abbey. Dalam upacara tersebut, mantan Adipati Rothesay ini menyatakan dengan sungguh-sungguh dan tulus di hadirat Tuhan bahwa ia adalah seorang Protestan yang setia dan akan mempertahankan undang-undang yang berlaku dengan kekuatan terbaiknya. Sabtu (06/05/2023) waktu setempat.
ππ‘π ππ«π¨π°π§π’π§π π¨π ππ‘π ππ’π§π
The Archbishop of Canterbury places St Edwardβs Crown on The Kingβs anointed head. The clergy, congregation and choir all cry βGod Save The Kingβ.#Coronation pic.twitter.com/kGrV3W0bky
β The Royal Family (@RoyalFamily) May 6, 2023
Prosesi penobatan ini merupakan tradisi yang telah berlangsung selama lebih dari 900 tahun. Pengukuhan Charles menjadi Raja Inggris juga melibatkan Permaisuri Camilla, istri Raja Charles III. Setelah upacara penobatan, sang Raja dan Permaisuri Camilla akan kembali ke Istana Buckingham dengan kereta kencana Gold State Coach yang akan melambangkan momen penting bagi warga Inggris.
ππ¨π¦ππ π ππ«π¨π¦ ππ‘π ππ«π’π§ππ π¨π πππ₯ππ¬
The King receives βHomageβ (a promise of allegiance and faithfulness), from The Prince of Wales on behalf of The Royal Family. #Coronation pic.twitter.com/VRZJx7XZDd
β The Royal Family (@RoyalFamily) May 6, 2023
Sang Pangeran Wales terlama ini menjadi raja setelah ibunya, Ratu Elizabeth II, meninggal dunia pada tanggal 8 September 2022. Ia juga akan menjadi kepala negara dari 14 negara Persemakmuran, termasuk Australia, Selandia Baru, dan Kanada.
Acara penobatan mantan Adipati Cornwall ini menjadi kesempatan bagi keluarga kerajaan dan komunitas di seluruh Inggris untuk berkumpul dan merayakan momen penting ini. Istana Buckingham menyatakan bahwa upacara penobatan Raja Charles III mencerminkan tradisi sejarah monarki Inggris sekaligus peran modernnya saat ini.
Β Charles Philip Arthur George, lahir pada tanggal 14 November 1948 sebagai anak tertua dari mendiang Ratu Elizabeth II dan mendiang Pangeran Philip. Sebagai Adipati Cornwall dan Adipati Rothesay sejak tahun 1952 hingga naik takhta, ia menjadi putra mahkota terlama dalam sejarah Britania Raya dan juga menyandang gelar Pangeran Wales terlama.
Pada usia 73 tahun, Raja Charles III adalah orang tertua yang mengambil takhta kerajaan Britania Raya, sebuah rekor yang sebelumnya dipegang oleh William IV pada usia 64 tahun.
Raja Charles III memiliki dua orang anak, yakni William dan Harry, dari pernikahannya dengan mendiang Putri Diana. Sementara itu, pernikahannya dengan Camilla Parker Bowles, seorang janda-cerai dan teman lamanya sebelum menikah dengan Diana, sempat kontroversial karena posisinya sebagai calon raja dan Gubernur Agung Gereja Inggris. Namun pernikahan tersebut berjalan lancar setelah mendapat dukungan dari Ratu Elizabeth II, pemerintah, dan Gereja Inggris sendiri.
Setelah resmi dinobatkan sebagai penguasa Inggris pada hari Sabtu, 6 Mei 2023 di Westminster Abbey, Raja Charles III mengeluarkan pernyataan resmi di hadapan kerumunan yang berkumpul di jalanan menuju Istana Buckingham.
“Saya merasa terhormat dan bersyukur atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya sebagai raja negara ini. Saya berjanji untuk menjalankan tugas saya sebagai kepala negara, dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi untuk masyarakat Inggris dan seluruh negara Persemakmuran,” ujarnya.
Permaisuri Camilla, juga turut hadir dalam prosesi penobatan tersebut dan secara resmi dinobatkan sebagai Permaisuri Inggris. Pasangan ini kemudian menaiki kereta kencana Gold State Coach untuk kembali ke Istana Buckingham, yang diikuti oleh kerumunan yang antusias.
Penobatan Raja Charles III sangat dinantikan oleh masyarakat Inggris dan negara-negara Persemakmuran lainnya. Meskipun ia sudah menjadi raja sejak wafatnya ibunya pada bulan September tahun lalu, upacara penobatan ini menjadi momen penting dalam sejarah kerajaan Inggris dan menegaskan posisinya sebagai kepala negara.
Sebagai raja, Charles III juga akan mengambil alih peran sebagai kepala negara dari 14 negara Persemakmuran, termasuk Australia, Selandia Baru, dan Kanada.
Hal ini menunjukkan bahwa posisi Inggris dalam kerajaan tidak hanya terbatas pada Britania Raya saja, namun juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam negara-negara Persemakmuran lainnya.
Acara penobatan Raja Britania ini juga menjadi momen penting bagi keluarga kerajaan Inggris dan komunitas di seluruh Inggris untuk berkumpul dan merayakan gempita penobatan sang raja. Seperti penobatan Ratu Elizabeth II pada tahun 1953 lalu, upacara ini mencerminkan tradisi sejarah monarki Inggris, sekaligus menunjukkan peran modernnya saat ini.
Sekali lagi, Raja Charles III mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Inggris dan negara-negara Persemakmuran atas kepercayaan yang telah diberikan padanya. Ia berjanji untuk menjalankan tugasnya sebagai kepala negara dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi untuk masyarakat Inggris dan seluruh negara Persemakmuran.