DiksiNasinews.co.id, Aceh – Sekitar 315 pengungsi Rohingya kembali mendarat di wilayah pesisir Blang Raya Kabupaten Pidie dan pantai Blang Ulam, Aceh. Akan tetapi, sebagian warga tidak menerima dengan baik kedatangan mereka.
Warga Menyuarakan Penolakan
Warga memadati Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, menyampaikan penolakan terhadap penempatan pengungsi Rohingya di kantor pemerintah. Aksi protes ini terjadi sekitar pukul 22.15 WIB, dan keamanan segera menutup pintu gerbang melihat kerumunan yang semakin bertambah. Minggu, (10/12/2023).
Salah satu warga menyuarakan ketidaksetujuannya, “Kenapa menerima mereka, buat susah saja.”
Dugaan ada Pihak yang Mengatur
Warga juga menduga kedatangan pengungsi Rohingya terkait dengan perdagangan manusia dan adanya pihak tertentu yang telah mengatur.
“Mereka sudah ada yang memenajemenkan, kedatangan mereka sudah diatur,” duga warga lainnya.
Menggunakan Truk
Meski aksi protes ini terjadi secara spontan, namun tidak berlangsung lama. Warga akhirnya membubarkan diri meninggalkan kantor gubernur. Sebelumnya, warga dari Gampong Lamreh, Aceh Besar, telah membawa ratusan pengungsi Rohingya ke kantor tersebut dengan menggunakan truk.
Yunus, Satpam yang bertugas di Kantor Gubernur Aceh menjelaskan jika sekitar pukul 20.30 WIB para pengungsi tersebut datang menggunakan 2 truk.
“Iya, tadi kami tahu datangnya dengan dua truk ke sini sekitar pukul 20.30 WIB, kami tidak tahu apa-apa dan lagi berkoordinasi,” kata Yunus.
Masyarakat Lamreh Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar juga melakukan pemindahan sebanyak 135 pengungsi Rohingya ke halaman depan kantor Gubernur Aceh di Kota Banda Aceh. Pengungsi tersebut berasal dari kapal yang mendarat di pantai Blang Ulam Lamreh.
Dua kendaraan jenis Truk dan L-300, mengangkut pengungsi yang terdiri dari anak- anak dan dewasa. Meskipun mereka telah turun dari mobil, belum ada kejelasan mengenai penanganan lebih lanjut terhadap mereka.
Saat ini, aparat kepolisian masih mengawal para pengungsi yang berada di teras kantor Gubernur Aceh. Sekretaris Desa Lamreh, Asmadi Kadafi, menyatakan bahwa warga melakukan pemindahan karena menilai lokasi mendarat tidak layak.
“Karena pertimbangan keamanan, warga meminta UNHCR memindahkan mereka (rohingya) dari kampung kami,” kata Asmadi.
Komentar UNHCR
Sementara perwakilan UNHCR datang untuk melakukan pendataan dan memberikan bantuan makanan, tetapi belum ada petunjuk lanjutan dari pimpinan terkait penanganan pengungsi Rohingya ini. Warga meminta agar UNHCR memindahkan mereka ke lokasi yang lebih aman.
Perwakilan UNHCR, Ann Maymann, menyatakan perlunya dialog dengan semua pihak untuk mencari solusi. Meskipun ada penolakan sebagian warga, Ann menekankan bahwa tidak bisa megeneralisasi penolakan tersebut sebagai sikap mutlak dari seluruh Indonesia.
“Kita perlu duduk bersama dengan semua pihak untuk mencari solusi tentang hal ini. Memang ada dua-tiga lokasi yang bisa, tapi itu perlu persetujuan dari pemerintah setempat,” kata Ann.