DiksiNasinews.co.id, Fukushima – Jepang Buang Limbah Nuklir, Banjir Protes dari Negara Tetangga. Keputusan Pemerintah Jepang untuk membuang limbah nuklir ke Laut Pasifik baru-baru ini telah memicu kemarahan masyarakat Fukushima. Kamis, (24/8/2023).
Mereka merasa bahwa tindakan ini adalah bentuk sewenang-wenang dan penelantaran terhadap lingkungan, serta mengabaikan perjuangan keras yang telah mereka lalui sejak bencana nuklir Fukushima pada tahun 2011.
Dalam beberapa hari terakhir, keputusan tersebut menuai kritik keras. “Pemerintah Jepang dianggap tidak menghargai upaya warga yang telah berjuang selama 12 tahun terakhir sejak bencana nuklir Fukushima tahun 2011,” kata seorang aktivis lingkungan.
Warga berjanji untuk terus berjuang sampai Pemerintah Jepang menghentikan proses pembuangan limbah nuklir.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga telah turut campur dalam masalah ini dengan melakukan pengumpulan sampel secara independen. Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, memberikan penjelasan yang penting.
“Kami akan melanjutkan pengambilan sampel dan pemantauan independen hingga (prosesnya) selesai” tutur Grossi.
#Japan starts releasing treated water from #Fukushima Daiichi nuclear power plant today.
Stay informed with real time updates on the process directly from @IAEAorg‘s dedicated page: https://t.co/wfoBNqfvUm
pic.twitter.com/G8wdjH3M9m— Rafael MarianoGrossi (@rafaelmgrossi) August 24, 2023
Dia menegaskan komitmen IAEA untuk memantau proses pembuangan ini secara berkelanjutan.
Namun, keputusan ini tetap menuai kekhawatiran di tingkat internasional. Malaysia, yang sangat terkena dampak oleh bencana nuklir Fukushima pada 2011, telah menegaskan bahwa mereka akan mengawasi ketat impor pangan dari Jepang.
Dr. Kelvin Yii, Penasihat Khusus Kementerian Kesehatan Malaysia, menekankan pentingnya keamanan pangan.
“Keamanan pangan bukanlah sesuatu yang bisa dikompromikan” singkat Kelvin.
Sementara itu, Filipina berpegang pada perspektif ilmiah dan dampak lingkungan laut. Departemen Luar Negeri Filipina (DFA) menyatakan, jika mereka memiliki prioritas utama terhadap lingkungan laut.
“Sebagai negara pesisir dan kepulauan, Filipina memberikan prioritas utama pada perlindungan dan pelestarian lingkungan laut” ujar DFA.
Dalam situasi yang semakin kompleks ini, DFA menilai keahlian teknis dari IAEA sebagai faktor kunci dalam mengizinkan pembuangan limbah.
Dalam semua perdebatan ini, Duta Besar Jepang untuk Filipina, Koshikawa Kazuhiko, mengucapkan terima kasih atas dukungan Filipina:.
“Jepang sangat menghargai pemahaman pemerintah Filipina mengenai pelepasan air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima berdasarkan perspektif sains dan fakta serta dampaknya terhadap laut” papar Koshikawa.
Keputusan ini juga memunculkan pertanyaan yang sulit. Bagaimana Jepang dapat memastikan bahwa dampak lingkungan dan kesehatan manusia akan menjadi minimal?
Koshikawa Kazuhiko, menuturkan jika bukan hanya Jepang yang membuang limbah ke laut namun ada beberapa negara yang melakukan hal serupa.
“Perlu menjadi catatan, bahwa negara-negara lain juga membuang tritium ke laut sesuai dengan undang-undang dan peraturan domestik mereka.” tuding Koshikawa.
Ini adalah pertanyaan yang harus mendapat jawaban yang bijak bagi masyarakat internasional saat kita melangkah menuju dunia yang semakin kompleks dalam menghadapi limbah nuklir.