DiksiNasinews.co.id, NewYork – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menghadapi 34 tuduhan kriminal pemalsuan catatan bisnis di pengadilan pidana Manhattan. Pada Selasa sore waktu setempat, Trump mengaku tidak bersalah atas dakwaan tersebut. Dakwaan itu menuduh mantan presiden berusaha merusak integritas pemilu 2016 dan menjadi bagian dari rencana melanggar hukum untuk menekan informasi negatif yang merugikan kampanyenya.
Dalam sidang di ruang sidang Manhattan, Trump terlihat tenang dan santai saat memandang para wartawan. Dia memilih untuk tidak memberikan pernyataan atau komentar di depan kamera.
Pada malam sebelum sidang, seorang hakim memutuskan bahwa outlet berita tidak diizinkan menyiarkan proses persidangan tersebut, meskipun lima fotografer masih diizinkan memotret Trump dan ruang sidang sebelum sidang dimulai.
Dakwaan terhadap Trump yang dikembalikan oleh dewan juri minggu lalu memberikan rincian pertama tentang dakwaan spesifik yang akan dia hadapi. Investigasi berasal dari pembayaran uang tutup mulut yang dilakukan kepada aktris film dewasa Stormy Daniels selama kampanye presiden 2016. Namun, dakwaan ini mungkin hanya satu dari beberapa potensi masalah hukum yang dihadapi oleh mantan presiden.
“Alasan Trump melakukan kejahatan pemalsuan catatan bisnis adalah sebagian untuk mempromosikan pencalonannya,” tuduh dakwaan tersebut seperti dikutip dari CNN, Rabu (5/4/2023).
Penasihat khusus Jack Smith masih melakukan penyelidikan atas peran Trump dalam serangan terhadap gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, serta penanganan dokumen rahasia di Mar-a-Lago. Dewan juri khusus Distrik Fulton juga telah menyelesaikan penyelidikan mereka atas upaya untuk membatalkan pemilu 2020 di Georgia. Selain itu, Trump juga telah menambahkan pengacara baru, Todd Blanche, sebagai penasihat utama di tim pembelanya.
Setelah sidang di pengadilan, Trump dijadwalkan untuk terbang kembali ke Florida dan mengadakan acara di Mar-a-Lago pada Selasa malam. Acara ini akan memberikan kesempatan bagi calon presiden dari Partai Republik 2024 untuk menanggapi dakwaan tersebut. Namun, para penasihat hukumnya telah memperingatkan Trump bahwa setiap pernyataan yang tidak direncanakan dapat menempatkannya pada risiko tinggi merugikan kasusnya.
Dalam kesimpulannya, dakwaan kriminal pemalsuan catatan bisnis yang dihadapi oleh mantan Presiden AS Donald Trump merupakan tuntutan pidana pertamanya, namun dia juga berhadapan dengan potensi masalah hukum lainnya, termasuk peran dalam serangan Capitol AS dan upaya untuk membatalkan pemilu 2020 di Georgia. Sementara Trump masih mempertimbangkan apakah akan memberikan pernyataan di New York, para penasihat hukumnya telah memperingatkannya untuk berhati-hati dan tidak mengambil risiko yang dapat merugikan kasusnya.