DiksiNasinews.co.id, Jakarta – Kisah perselisihan antara penyanyi dangdut Dewi Persik dengan Ketua Rukun Tetangga (RT) lingkungan tempat tinggalnya telah menjadi perhatian publik.
Namun, Dewi menegaskan bahwa orang-orang yang membenci dirinya telah memanfaatkan perselisihan ini untuk menyebarkan fitnah di media sosial. Ia bersama kuasa hukumnya, Sandy Arifin, telah memutuskan untuk menempuh jalur hukum terkait hal ini.
Dewi mengunggah sebuah konten video YouTube melalui fitur Instagram story, yang diduga telah memfitnahnya.
Video tersebut berjudul “KARMA!! AKIBAT MENGHINA PUTRI ARIANI, NIAT MAU QURBAN MALAH JADI KORBAN. DEWI KURBANNYA DITOLAK MALAH KENA BATUNYA”.
Dewi dengan tegas menyatakan bahwa ini adalah fitnah, dan ia akan mengambil tindakan hukum terhadap akun YouTube tersebut bersama dengan pengacaranya.
Menurut Dewi, masalah ini bukan hanya sebatas perselisihan dengan Ketua RT, tetapi juga berkaitan dengan fitnah yang berasal dari akun-akun palsu yang memperkeruh situasi antara dirinya dan Ketua RT.
Penolakan terhadap sapi kurban milik Dewi telah menjadi polemik. Namun, Ketua RT 06, Malkan, mengklaim bahwa masalah ini sudah terselesaikan.
“Ah kalau saya mah saya anggap selesai. Ya iya kalau saya sih udah anggap selesai,” ujar Malkan, ketika dihubungi, Minggu (02/07/2023).
Setelah upaya mediasi antara kedua belah pihak, Malkan menyatakan bahwa bagi dirinya, masalah ini sudah selesai dan tidak ada masalah lagi dengan Dewi. Pihak Kepolisian menjadi penengah dalam mediasi ini. Kamis (29/06/2023).
“Iya, orang nggak ada masalah kok, ya kan. Iya kalau saya buat saya pribadi udah nggak mau ada yang ribut-ributlah. Udah selesai ya,” tegasnya.
Setelah mediasi selesai, Malkan membantah tuduhan bahwa ia menolak sapi kurban milik Dewi. Menurutnya, sapi tersebut telah diterima dan tidak ada penolakan.
“Nggak pernah ada penolakan. Karena kita menerima kok, dari jam… sapi ada di kita dari jam 10.00 WIB sampai jam 4 (sore). Itu apa merupakan penolakan? Nggak ada penolakan ya,” pungkas Malkan.
Malkan juga menegaskan bahwa tidak ada unsur politik dalam kasus ini dan semua sapi kurban yang diberikan akan dipotong sesuai ketentuan.
Namun, Dewi menyampaikan kekecewaannya terhadap munculnya banyak akun palsu dan buzzer yang mencoba merusak citranya. Ia mengungkapkan bahwa ia kira lawan yang ia hadapi hanya Ketua RT, ternyata ada pihak-pihak lain yang terlibat.
Dewi berharap agar semua pihak dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan baik tanpa adanya pertikaian yang berkepanjangan.
Awal penyebab perselisihan ini adalah miskomunikasi antara Dewi dan Ketua RT terkait sapi kurban. Dewi mengklarifikasi bahwa ia sebenarnya membeli sapi dari Brebes dan menitipkannya di halaman Masjid Babul Khoirot, dengan tujuan untuk menyembelihnya di tempat lain.
Namun, karena kesalahpahaman antara pengurus masjid dan RT, mereka mengira bahwa Dewi ingin menyembelih sapi kurban melalui Masjid Babul Khoirot.
Upaya mediasi antara Malkan dan Dewi pada tanggal 29 Juni tidak berhasil. Selama mediasi, terdengar teriakan-teriakan dari Dewi, namun kemudian situasi berhasil ditenangkan.
“RT kok marah-marah? Saya punya niat baik, saya sudah 5 tahun buat warga semua,” teriak Dewi
Dalam situasi yang semakin rumit, Dewi menyoroti munculnya banyak akun palsu dan buzzer yang berperan dalam memperburuk situasi. Ia berharap agar semua pihak dapat menjaga kedamaian dan menyelesaikan masalah ini dengan baik.
Mengutip KompasTV, Dewi terlihat emosional hingga meluapkan emosinya sambil berteriak dan bercucuran air mata.
Dewi menegaskan bahwa ia memiliki niat baik dalam memberikan sapi kurban dan telah berkontribusi bagi warga selama lima tahun terakhir. Ia berharap agar isu ini tidak dihubungkan dengan politik dan mengajak semua pihak untuk menjaga suasana yang harmonis.