Gempa Pangandaran M4,4 dan MMI 2 , Apa artinya ? Berikut Pengertiannya

Gempa Pangandaran M4,4 dan MMI II, Apa sih Artinya ?
banner 468x60

DiksiNasinews.co.id – Gempa Pangandaran tercatat sebesar M4,4 dan MMI II, dengan arah 79Km baratdaya dan kedalaman 29Km. Nah apa sebenarnya arti dari MMI ? Berikut penjelasannya.

Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) adalah sistem pengukuran intensitas getaran gempa bumi yang dirancang untuk menggambarkan efek yang dirasakan oleh manusia dan lingkungan pada skala lokal. Skala MMI mencerminkan dampak gempa bumi pada struktur fisik dan orang-orang di daerah yang terdampak. Skala MMI dikelompokkan ke dalam 12 tingkat, mulai dari I hingga XII, yang dinyatakan dengan kata-kata deskriptif dan efek yang mungkin terjadi.

banner 336x280

Skala MMI didasarkan pada pengamatan langsung manusia tentang efek gempa bumi pada lingkungan sekitarnya dan dirancang untuk menggambarkan intensitas getaran yang dialami oleh manusia dan struktur di suatu daerah, bukan energi atau kekuatan gempa bumi itu sendiri. Oleh karena itu, skala MMI dapat memberikan informasi yang berbeda dari skala lain yang lebih terkait dengan sifat fisik gempa bumi itu sendiri, seperti skala Richter atau skala Moment Magnitude.

Skala MMI digunakan oleh para ahli gempa untuk memperkirakan intensitas gempa bumi pada lokasi tertentu dan untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang lebih rentan terhadap gempa bumi yang kuat. Skala MMI juga digunakan oleh peneliti untuk mempelajari dampak gempa bumi pada lingkungan dan orang-orang di daerah terdampak serta untuk mengembangkan strategi mitigasi risiko gempa bumi yang lebih efektif.

Berikut adalah skala MMI (Modified Mercalli Intensity) yang menjelaskan efek getaran gempa pada lingkungan dan penduduk setempat:

I MMI: Getaran gempa tidak terasa kecuali oleh beberapa orang yang dalam keadaan luar biasa.

II MMI: Getaran atau goncangan gempa terasa oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

III MMI: Getaran gempa terasa nyata dalam rumah, dan terasa seperti sedang naik di dalam truk yang berjalan.

IV MMI: Getaran gempa terasa oleh banyak orang di dalam rumah pada siang hari, dan oleh beberapa orang di luar rumah. Gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik, dan dinding berbunyi.

V MMI: Getaran gempa terasa oleh hampir semua orang, dan orang-orang berlarian. Gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, dan bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI: Getaran gempa dirasakan oleh semua orang, dan kebanyakan orang terkejut dan lari keluar. Plester dinding jatuh, cerobong asap di pabrik rusak, dan terjadi kerusakan ringan.

VII MMI: Semua orang di rumah keluar, dan terjadi kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah. Getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

VIII MMI: Terjadi kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat, dan keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik. Dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, dan air berubah keruh.

IX MMI: Terjadi kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, dan banyak terjadi keretakan. Rumah tampak bergeser dari pondasi awal, dan pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya.

Contoh kisah nyata terkait skala MMI ini adalah gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah pada tahun 2018. Gempa tersebut memiliki kekuatan 7,5 skala richter dan menyebabkan tsunami setinggi 6 meter.

Banyak gedung dan rumah-rumah hancur, terutama di wilayah pantai yang mengalami dampak tsunami. Beberapa wilayah bahkan mengalami kerusakan pada skala IX dan X MMI, dengan bangunan dan infrastruktur yang hancur dan rusak parah. Lebih dari 4.000 orang meninggal dan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal akibat bencana ini.

Gempa Pangandaran yang memiliki skala M 4,4 dan MMI II tentu tidak sedahsyat yang terjadi di Palu misalnya.

Berikut contoh gempa bumi yang terjadi di beberapa negara di dunia dan skala MMI yang terjadi pada gempa tersebut:

I MMI: Contoh: Gempa Bumi M2.5 di dekat Petrolia, California pada 17 April 2021.

II MMI: Contoh: Gempa Bumi M2.9 di wilayah Waikele, Hawaii pada 12 April 2021.

III MMI: Contoh: Gempa Bumi M4.4 di Lombok, Indonesia pada 29 Juni 2020.

IV MMI: Contoh: Gempa Bumi M4.2 di wilayah Lefkada, Yunani pada 29 November 2021.

V MMI: Contoh: Gempa Bumi M5.9 di wilayah Puerto Rico pada 11 Januari 2020.

VI MMI: Contoh: Gempa Bumi M6.4 di wilayah Mindanao, Filipina pada 16 Oktober 2019.

VII MMI: Contoh: Gempa Bumi M7.0 di wilayah dekat Anchorage, Alaska pada 30 November 2018.

VIII MMI: Contoh: Gempa Bumi M7.1 di dekat Ridgecrest, California pada 5 Juli 2019.

IX MMI: Contoh: Gempa Bumi M8.2 di Chili pada 16 September 2015.

X MMI: Contoh: Gempa Bumi M9.1 di Jepang pada 11 Maret 2011.

Maka bisa diambil kesimpulan jika, gempa Pangandaran yang masuk ke MMI II bisa dirasakan namun tidak setiap orang merasakannya.

banner 336x280