Transformasi GoTo: Strategi Pemulihan dan Dinamika Bisnis Digital Buntut Merugi 90 Trilyun

GoTo Merugi 90 Trilyun, Lakukan Buyback Demi Pemulihan
banner 468x60

DiksiNasi, Jakarta – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), raksasa teknologi Indonesia, menapaki tahun 2023 dengan serangkaian tantangan dan pencapaian yang signifikan. Di tengah persaingan ketat dan dinamika pasar digital yang cepat berubah, GOTO membukukan total nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) sebesar Rp606,55 triliun. Angka ini, meski sedikit menurun 1,1% dari tahun sebelumnya, menegaskan posisi GOTO sebagai salah satu pemain utama di ekosistem digital Indonesia.

Strategi Optimasi

Rencana buyback saham senilai hingga Rp3,14 triliun menunjukkan strategi GOTO dalam meningkatkan nilai pemegang saham dan menstabilkan performa saham di pasar. Inisiatif ini merupakan bagian dari optimasi pemanfaatan modal, sejalan dengan rencana alokasi modal yang baru, yang dirancang untuk meningkatkan profitabilitas dan arus kas perusahaan.

banner 336x280

Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, mengumumkan rencana buyback saham GOTO dengan nilai mencapai USD200 juta atau setara dengan Rp3,14 triliun. Walujo menegaskan langkah ini sebagai bagian dari optimalisasi pemanfaatan modal perusahaan sejalan dengan rencana alokasi modal baru.

Kerugian operasional yang mencapai Rp90,5 triliun di tahun 2023 menjadi titik fokus utama. Kerugian ini, salah satu yang terbesar dalam sejarah korporasi di Indonesia. Menurut Patrick, sebagian besar penyebabnya adalah pembalikan nilai goodwill sebesar Rp78,8 triliun, akibat dari akuisisi Tokopedia oleh TikTok. Meskipun kerugian ini bersifat non-recurring, non-cash, dan tidak mempengaruhi EBITDA yang tersesuai maupun arus kas, dampaknya terhadap persepsi investor dan nilai pasar GOTO tidak bisa mereka abaikan.

“Rugi tersebut disebabkan oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill senilai minus Rp78,76 triliun yang merupakan dampak dari transaksi Tokopedia dan TikTok,” ujar Patrick Walujo. Kamis, (20/03/2024).

Strategi GOTO dalam menghadapi tantangan ini cukup strategis. Pengumuman kemitraan strategis dengan TikTok, yang mengakibatkan pembentukan entitas baru yang menggabungkan Tokopedia dan layanan e-commerce TikTok di Indonesia. TikTok akan menginvestasikan lebih dari US$1,5 miliar dalam entitas baru ini, menunjukkan kepercayaan dan komitmen terhadap pertumbuhan ekosistem digital Indonesia.

Tingkatkan Efisiensi

Pengurangan insentif pemasaran produk berdampak pada penurunan GTV, namun GOTO berhasil menekan kerugian operasional secara signifikan. Mereka juga, mencatat penurunan hingga 66,11% dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan upaya perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasional dan fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan.

Segmen bisnis GOTO menunjukkan dinamika yang beragam; GoPay masih menjadi penopang utama dengan kenaikan nilai transaksi 5% year-on-year. Sementara itu, Tokopedia dan Gojek mengalami penurunan GTV, mengindikasikan pergeseran pola konsumsi dan persaingan pasar. Namun, segmen bisnis lainnya menunjukkan pertumbuhan positif, mencatat kenaikan GTV sebesar 59% year-on-year, menunjukkan dversifikasi bisnis yang sehat.

Kesimpulannya, Perusahan ini berada di persimpangan penting dalam perjalanannya. Dengan strategi yang tepat dan eksekusi yang efektif, GOTO memiliki potensi untuk mengatasi tantangan. Perusahaan ini, harus mengatasi persoalan jangka pendek dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar. Kolaborasi dengan TikTok dan optimisasi operasional, akan menjadi kunci dalam menciptakan nilai jangka panjang. Hal ini, berlaku bagi pemegang saham dan kontribusi positif terhadap ekosistem digital Indonesia.

banner 336x280