DiksiNasi, Ciamis – Kejadian tragis menimpa Abdul Sukur, warga Dusun Banjarwaru, Desa Panjalu, Kabupaten Ciamis, yang akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya. Sebelumnya, Abdul menjalani operasi ginjal dua minggu yang lalu di Rumah Sakit Dr. Soekarjo.
Sayangnya, kondisi Abdul memburuk pascaoperasi, memerlukan penanganan cepat. Meskipun Ambulans dari Puskesmas Panjalu tiba di lokasi, sopirnya menolak mengantarkan pasien dengan alasan prosedural.
Warga terkejut dan emosi, hampir melakukan tindakan kurang terpuji terhadap ambulans Puskesmas. Beruntung, beberapa warga dapat meredam gejolak tersebut dan dengan inisiatif meminjam mobil tetangga, korban segera dilarikan ke RSUD Tasikmalaya untuk penanganan lebih lanjut.
Keluarga korban merasa kecewa terhadap Puskesmas yang dianggap tidak memiliki empati terhadap kondisi kritis Abdul. Salah seorang kerabat korban mengungkapkan, “Padahal mereka tahu kondisi pa ustad sudah kritis, namun seperti tak punya hati masih saja mempermasalahkan prosedural.”
Namun, karena keterlambatan penanganan, Abdul tidak dapat bertahan lama dan akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya pada pukul 08.05 WIB. Almarhum, seorang pengajar di madrasah, meninggalkan anak yang masih kecil dan duduk di TK.
Dinkes Ciamis, melalui Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum, Edis, S.Kep.,Ners.,S.Sos, menyesalkan kejadian ini. Edis menegaskan bahwa pasien dengan kondisi gawat seharusnya mendapat prioritas.
“Kami menyarankan warga dengan kondisi darurat untuk menggunakan ambulans puskesmas, jangan memakai mobil sendiri. Ini kok malah terbalik, ada beberapa kondisi yang seharusnya mendapat prioritas,” sesal Edis.
Pihak Puskesmas belum memberikan tanggapan atau solusi terkait penolakan pinjaman ambulans dan dampak tragis yang dialami Abdul Sukur. Kejadian ini menyoroti pentingnya penanganan cepat dalam situasi darurat medis.