DiksiNasinews.co.id, Ciamis – Persepakbolaan Tatar Galuh berkabung, Buntut dari kontroversi di tingkat kelompok U-13 yang gagal ke tingkat Provinsi. Kini, dunia sepakbola Ciamis kembali bergejolak khususnya dalam ajang U-15.
Setali Tiga Uang dengan nasib juniornya, Persatuan Sepakbola Galuh Ciamis (PSGC) U-15 pun kini alami hal yang tak jauh berbeda. PSGC U-15 yang sedianya berpartisipasi dalam turnamen Piala Soeratin 2023 di Bekasi, Jawa Barat, kemungkinan batal ikut di ajang bergengsi tersebut. Menurut jadwal, kompetisi ini akan berlangsung pada tanggal 21 Oktober mendatang.
Mengutip Insiden24.com, manajer PSGC U-15, Asep Herman Budyana, menjelaskan bahwa ancaman pembatalan turnamen ini penyebabnya adalah kendala anggaran. Dalam pernyataannya, Asep mengungkapkan bahwa anggaran yang dibutuhkan sangat besar, mencapai sekitar 60 juta rupiah.
“Anggaran ini sangat besar, sekitar 60 juta keseluruhan,” ungkap Asep. Senin, (09/10/2023).
Dia juga menekankan bahwa turnamen Piala Soeratin 2023 U-15 di Bekasi telah menarik partisipasi dari 35 tim sepak bola dari masing-masing kabupaten.
“Sudah 35 klub U-15, yang terdaftar dari masing-masing kabupaten,” jelasnya.
Persepakbolaan Tatar Galuh berkabung
Kabupaten Ciamis, mengirimkan PSGC U-15 dan Galuh FC untuk turut serta dalam turnamen ini. Mengingat mereka membutuhkan anggaran yang tak sedikit, Asep menyatakan bahwa kurang elok jika harus membebani orang tua pemain.
“Akan menjadi polemik jika Askab PSSI Ciamis tidak memberikan dukungan, terutama masalah anggaran untuk PSGC U-15. Saya terpaksa akan mengembalikan beban ini kepada orang tua masing-masing, meskipun saya sadar jikapun ini opsi terakhir kemungkinannya kecil,” tegasnya.
Asep, yang menjabat sebagai Manajer PSGC U-15, berharap timnya masih bisa mewakili Kabupaten Ciamis dalam Piala Soeratin U-15 di Bekasi.
“Besar keinginan kami turut serta, soalnya untuk ikut kompetisi sebesar itu merupakan impian setiap pemain” kata Asep.
Namun, dia pun menyadari jika kendala anggaran tidak dapat teratasi, tim PSGC U-15 mungkin terpaksa mengundurkan diri dari kompetisi tersebut.
“Kalau masalah anggaran ini tak ada solusi yang jelas, dengan berat hati terpaksa kami mengundurkan diri” keluh Asep.
Situasi ini akan memerlukan upaya dan dukungan lebih lanjut untuk memastikan partisipasi mereka dalam turnamen yang prestisius ini.