DiksiNasinews.co.id, Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, meresmikan Light Rail Transit (LRT) terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, atau yang dikenal dengan nama LRT Jabodebek. Peresmian ini berlangsung di Stasiun Cawang, Jakarta, dengan dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan sejumlah menteri serta pejabat tinggi pemerintah. Senin, (28/08/2023).
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan kebahagiaannya karena LRT Jabodebek siap beroperasi. LRT ini menghubungkan Harjamukti di Cibubur ke Jakarta serta Bekasi, membentang sepanjang 41,2 kilometer, dengan anggaran pembangunan mencapai Rp32,6 triliun.
Presiden Jokowi juga merasakan langsung pengalaman menaiki LRT, dari Stasiun Harjamukti ke Stasiun Cawang, serta dari Stasiun Cawang menuju Stasiun Dukuh Atas.
“Hari ini Alhamdulillah LRT juga sudah siap beroperasi, baik yang dari Harjamukti di Cibubur dan dari Bekasi ke Jakarta sepanjang 41,2 kilometer dan menghabiskan anggaran Rp32,6 triliun,” ujar Presiden RI.
Sejumlah pejabat tinggi menghadiri peresmian ini, termasuk Ibu Negara Republik Indonesia, Iriana Joko Widodo. Nampak juga Ibu Wakil Negara Republik Indonesia Wury Ma’ruf Amin, serta para menteri.
Terlihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, serta Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo.
Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan apresiasi dan kebanggaannya kepada semua yang terlibat dalam pembangunan proyek LRT Jabodebek.
Ia melihat LRT Jabodebek sebagai hasil karya anak bangsa yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas.
Presiden Jokowi juga mengingatkan betapa Jakarta selalu masuk dalam daftar 10 kota dengan kemacetan terparah di dunia. Setiap hari, hampir satu juta kendaraan membanjiri Jakarta, menyebabkan kemacetan dan polusi.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah membangun berbagai moda transportasi massal seperti MRT, KRL, TransJakarta, BRT, dan kereta bandara.
“Kita selalu masuk sebagai 10 besar kota yang termacet di dunia. Setiap hari masuk 996 ribu kendaraan ke Jakarta setiap harinya, oleh karenanya macet, polusi juga selalu ada di Jakarta. Oleh sebab itu kenapa kita bangun MRT, LRT, KRL, TransJakarta, BRT, kereta bandara, yaitu agar masyarakat kita semua beralih dari transportasi pribadi ke transportasi massal,” ujar Presiden.
Meskipun upaya mengalihkan masyarakat ke transportasi massal tidak selalu mudah, Presiden Jokowi berharap LRT Jabodebek akan menjadi solusi tambahan.
Sebagai contoh, MRT yang memiliki kapasitas maksimal 180 ribu penumpang saat ini hanya mengangkut rata-rata 80 ribu penumpang. Kehadiran LRT ini melengkapi infrastruktur transportasi massal yang ada dan semoga dapat membantu mengurangi kemacetan di ibu kota dan sekitarnya.
LRT Jabodebek, merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang melibatkan berbagai pihak. Seperti kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat, sesuai dengan regulasi yang ada.
Menurut Menteri Perhubungan, proyek ini merupakan wujud modernisasi transportasi publik dengan penggunaan teknologi tinggi. Harapannya akan memberikan pelayanan yang lebih andal, selamat, aman, dan nyaman bagi masyarakat.
“Alhamdulillah ini menjadi hari yang bersejarah dan merupakan pencapaian besar pembangunan di sektor transportasi yang semakin maju. Kita juga harus bangga karena ini hasil karya para anak bangsa,” ujar Menhub.
Peresmian LRT Jabodebek ini adalah tonggak sejarah bagi Indonesia dan akan memberikan dampak besar bagi pertumbuhan dan kemajuan negara.
Dengan semakin matangnya infrastruktur transportasi massal, semoga masyarakat akan tertarik untuk beralih dari transportasi pribadi ke transportasi massal, sehingga Jakarta dan sekitarnya dapat merasakan dampak positifnya dalam mengurangi kemacetan lalu lintas yang sudah terlalu lama menjadi masalah.
“APBN dan keuangan negara terus akan mendukung dalam bentuk investasi baik melalui BUMN seperti PT. KAI maupun melalui transfer kepada pemerintah daerah, dan juga bahkan kepada para pengguna karena tarifnya sering juga masih dalam tarif yang mendapatkan subsidi. Saya berharap ini akan membuat Indonesia makin maju namun juga pada saat yang sama juga kita jaga bersama (infrastruktur ini),” terang Menkeu.