DiksinasiNews.co.id, Jakarta – PT Freeport Indonesia (PTFI) berencana memproduksi 1,7 miliar pon tembaga dan 1,8 juta ons emas di 2023. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas melalui catatan terltulis di Gedung DPR pada Jumat, (16/12).
“Kami akan produksi sesuai dengan mine plan kami. Jadi rencana penambangan yang kami buat sedemikian rupa kami akan produksi,” ujarnya.
PT Freeport Indonesia (PTFI) terus menaikkan target produksi komoditas emas dan tembaga.
Menurut Kementerian ESDM, pada 2021 PTFI memproduksi 1,37 juta ons emas dan 1,33 miliar pon tembaga. Kemudian pada 2022 target produksinya naik menjadi 1,59 juta ons emas dan 1,6 miliar pon tembaga.
Adapun untuk tahun 2023 targetnya ditingkatkan lagi menjadi 1,8 juta ons emas dan 1,7 miliar pon tembaga.
“PTFI optimistis bahwa permintaan tembaga akan positif lantaran adanya kebutuhan tembaga yang meningkat, seturut ramainya proyek-proyek pembangkit listrik energi terbarukan,” kata Kementerian ESDM dalam Reviu Informasi Strategis Energi dan Mineral Harian 12 Desember 2022.
“Selain memacu produksi, PTFI juga memiliki agenda untuk mengawal proyek fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua PTFI yang berlokasi di Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, yakni Smelter Manyar. Kemajuan proyek Smelter Manyar sudah mencapai 45%. Diharapkan akhir tahun ini bisa 50%,” lanjutnya.
Kementerian ESDM mengungkapkan, hasil pengolahan Smelter Manyar rencananya akan digabungkan dengan kapasitas smelter tembaga lain yang telah beroperasi, yakni PT Smelting.
Saat ini PT Smelting memiliki kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Kemudian nantinya, setelah Smelter Manyar beroperasi, PTFI diproyeksikan akan mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Sampai 2021 baru ada 2 smelter tembaga di Indonesia. Pemerintah pun berencana terus menambah jumlah smelter demi menguatkan hilirisasi industri pertambangan.
Comment