DiksiNasi, Ciamis – Berakar dari kecintaan terhadap musik punk dan skinhead, Total Moron siap kembali mengejutkan panggung musik underground Indonesia.
Berawal dari tahun 1996 dengan nama Rank Rank, grup ini mengubah jalannya musik keras di Ciamis sebelum akhirnya mengambil nama Total Moron pada tahun 1998.
Terkenal sebagai simbol perlawanan dan keberanian di dunia musik underground, Total Moron kembali mengguncang panggung-panggung dengan kehadiran mereka yang memukau.
Sejarah Lahirnya Total Moron
Kelahiran Total Moron terjadi pada tahun 1998, tetapi sejarah mereka bermula dua tahun sebelumnya dengan nama Rank Rank.
Pada masa itu, antusiasme akan musik jalur keras merajalela di kalangan anak muda, bukan hanya di Ciamis, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Andri Moron, salah satu pendiri Band ini, mengenang masa-masa awal ketika mereka berkumpul di Alun-Alun Ciamis, sambil mendengarkan tape compo dan kaset-kaset band legendaris seperti Total Chaos dan The Exploited.
“Kami mulai dengan menirukan, tapi seiring waktu, kami menciptakan lagu-lagu sendiri,” ujar Andri.
Perubahan Identitas
Pada awal 1998, nama Rank Rank diganti menjadi Total Moron.
Grup ini mulai mengusung aliran musik punk dan skinhead, sejalan dengan semangat perlawanan kaum pekerja.
Mereka berani tampil beda dengan mulai memainkan dan menciptakan lagu-lagu ciptaan mereka sendiri, tidak lagi hanya membawakan lagu-lagu dari band lain.
Perjalanan group musik ini, semakin menarik seiring berjalannya waktu.
Mereka mulai tampil di berbagai panggung, tidak hanya di Ciamis, tetapi juga di berbagai daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kiprah mereka di atas panggung membuat mereka diundang sebagai guest star dalam setiap acara musik, sebuah pencapaian yang luar biasa.
Jargon Unik dan Lantang Tolak Kemarjinalan
Jargon mereka, “salam berontak dan lawan,” menjadi identitas yang kuat bagi Total Moron.
Dengan lirik-lirik yang mengkritik ketidakadilan dan penindasan, mereka menjadi suara bagi yang tak terdengar.
Menurut Andri, jargon tersebut memiliki makna positif, yakni berontak melawan ketidakadilan dan menentang penindasan.
Formasi terakhir Band ini, terdiri dari Andri Moron (lead guitar), Opin Moron (vocalist), Ceboy (drummer), dan Dani Kingkonx (bass).
Mereka tetap eksis di dunia musik underground dan tengah bersiap merilis album terbaru mereka, Black City Riot 2.
Album ini mengisahkan kisah sebuah kota hitam yang berlatar kegelapan dan pemerintahan iblis yang menguasainya.
Momen Penting
Keberhasilan mereka tampil dalam perayaan hari jadi Kabupaten Ciamis pada 29 Mei 2024 menjadi momen penting dalam perjalanan mereka.
Total Moron berjanji tidak hanya akan kembali ke panggung, tetapi juga akan terus menjadi suara bagi yang tak terdengar, menghidupkan kembali semangat musik underground yang selama ini menjadi ciri khas mereka.
Dengan setiap dentuman drum dan teriakan lirik, Band ini bukan hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi.
Mereka tidak hanya sekadar band, tetapi juga sebuah gerakan perlawanan yang terus berkembang, menginspirasi jiwa-jiwa muda untuk berani berbicara dan berontak melawan ketidakadilan.